Keterampilan Menyimak
TUGAS KETERAMPILAN MENYIMAK
Oleh:
NAMA :RESTI AULIA RAHMI
NIM :20016177
DOSEN :Dr. Abdurrahman M. Pd
SESI :20201016111
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
Bab I
Pendahuluan
1. Latar belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, pesan, dan informasi yang tertanam dalam pikiran, media penyampaiannya bisa melalui lisan atau tulisan. Bahasa juga memiliki peran sentral demi terciptanya masyarakat yang santun dan beradab. Seseorang dikatakan santun atau tidak ditentukan oleh sikap berbahasanya meliputi nada dan makna yang disampaikan.
Berbagai kebudayaan bisa saling menyatu karena ada salah satu aspek yang mampu mengikatnya yaitu bahasa. Menurut Finocchiaro (1964:8) bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.
Pembeda utama manusia dengan hewan terletak pada dua hal yaitu kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa. Manusia mampu berpikir karena memiliki bahasa, tanpa bahasa manusia tidak akan dapat memikirkan berbagai hal terutama berpikir secara abstrak. Tanpa bahasa juga manusia tidak akan dapat mengomunikasikan gagasan dan pikirannya kepada orang lain. Oleh sebab itu, jika ingin mengungkapkan berbagai pemikiran dengan baik, maka manusia harus menguasai bahasa dengan baik.
2. Rumusan masalah
1. Apa itu keterampilan menyimak?
2. Apa perbedaan pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa?
3. Bagaimana kedudukan menyimak dalam keterampilan berbahasa?
4. Seberapa pentingkah keterampilan berbahsa?
5.Bagaimana kaitan antara keterampilan menyimak dengan keterampilan bahsa lainnya?
Bab II
Pembahasan
A. Keterampilan berbahsa
Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau lambang-lambang tulis dengan pengertian yang tepat untuk mendapatkan informasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas dan Bahasa adalah kecakapan seorang untuk memakai Bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara. Keterampilan Berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.
Ada empat aspek dalam Keterampilan berbahasa tersebut, yaitu :
a. Keterampilan Menyimak
b. Keterampilan Berbicara
c. Keterampilan Membaca
d. Keterampilan Menulis
Setiap ketrampilan itu erat sekali hubungannya dengan ketrampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh ketrampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir:
B. Pemerolehan dan pembelajaran bahasa
1. Pengertian Pemerolehan Bahasa
Dalam kamus besar bahasa indonesia pemerolehan diartikan sebagai proses, cara atau perbuatan memperoleh. Pemerolehan bahasa adalah proses yang berlangsung didalam otak anak-anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Istilah pemerolehan dipakai untuk padanan istilah inggris acquisition, yakni proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya (native language).
2. Tahap Pemerolehan Bahasa
Sudah menjadi kepastian jika seorang anak yang lahir tidak dapat langsung berbahasa dengan merangkai kata menjadi kalimat sesuai kaidah bahasa tersebut. Selalu ada tahap untuk mendekati tata bahasa orang dewasa
tahap-tahap pemerolehan bahasa yang dibahas dalam makalah ini adalah tahap linguistik yang terdiri atas beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap Pengocehan (Babbling).
Tahap ini juga dikenal sebagai tahap vokalisasi. Anak menghasilkan vokal dan konsonan yang berbeda seperti frikatif dan nasal
b. Tahap Satu-Kata (Holofrastis)
Tahap ini berlangsung ketika anak berumur 12-18 bulan yang mana seorang anak mulai menggunakan serangkaian bunyi berulang-ulang untuk makna yang sama. Mereka telah mengerti bahwa bunyi ujar berkaitan dengan makna dan mulai menggunakan kata-kata pertama meski ucapan mereka mengacu pada benda-benda yang ditemui sehari-hari
c. Tahap Dua-Kata, Satu Frase
Tahap ini berlangsung pada umur 18-20 bulan. Di usia ini, ujaran anak harus ditafsirkan sesuai dengan konteksnya
2. Pengertian Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran (ta’liim/ at tadris) adalah proses yang identik dengan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi kegiatan belajar. Dalam kbbi edisi v, pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Bahauddin menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Sehingga dapat kita tarik kesimpulan, bahwa pembelajaran bahasa adalah prosses penguasaan bahasa, baik pada bahasa pertama ataupun bahasa kedua. Proses penguasaan bahasa sendiri, meliputi penguasaan secara alamiah (acquisition) maupun secara formal (learning)
2. Tipe Pembelajaran Bahasa
Menurut Ellis tipe pembelajaran bahasa terbagi menjai dua, yaitu tipe naturalistik dan tipe formal.
a. Tipe naturalistik
Hampir sama dengan pemerolehan bahasa pertama, tipe naturalistik berlangsung secara alami yakni di lingkungan. Hanya saja yang membedakannya adalah kesadaran atau kesengajaannya.
b. Tipe formal
Formal maksudnya adalah berlangsung dalam pendidikan dan memiliki sarana prasarana penunjang, seperti sekolah ataupun kursus.
Perbedaan Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa
Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa:
1. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehanbahasaberkenaandenganbahasapertama, sedangkanpembelajaranbahasaberkenaandenganbahasakedua.
2. Pemerolehan secara bawah sadar dan alamiah, sedangkan pembelajaran sadar dan disengaja.
3. Pemerolehan bahasa lebih dominan makna proses mengetahui, sedangkan pembelajaran dominan kepada proses memahami setelah mengetahui.
Melihat dari pendapat krashen (1976), dapat disimpulkan juga perbedaan pemerolehan dan pembelajaran bahasa:
Pemerolehan bahasa:
1. Proses terjadi secara ambang sadar pada pemerolehan bahasa pertama.
2. Komunikasi terjadi secara alamiah
3. Keberhasilan belajar bahasa bagi anak tidak mungkin dihindari
4. Pembelajar tidak dapat menyebut aturan tata bahasa
5. Tidak diperkuat oleh pengajaran, uraian tentang tatabahasa, dan tidak ada koreksi
6. Proses diatur oleh strategi universal yang disebut lad (language acquisition device)
C. Kedudukan Menyimak Sebagai Keterampilan Berbahasa
Menyimak adalah salah satu keterampilan berbahasa, selain berbicara, membaca, dan menulis. Penelitian mengenai menyimak dalam kehidupan maupun dalam kurikulum sekolah dapat dikatakan masih sangat langka. Pada tahun 1992, Paul T. Rankin dari Detroit Public School, menyelesaikan sebuah survey mengenai penggunaan waktu dalam keempat keterampilan berbahasa. Beliau menelaah komunikasi-komunikasi pribadi 68 orang dari berbagai pekerjaan dan jabatan untuk menentukan presentasi waktu yang mereka pergunakan untuk berbicara, membaca, menulis dan menyimak. Selama kira-kira dua bulan ke-68 orang tersebut diawasi dan diteliti dalam bidang kegiatan-kegiatan tadi setiap 15 menit dari hari-hari jaga, hari-hari bangun mereka. Paul T . Rankin menemui bahwa mereka ini mempergunakan waktu berkomunikasi mereka sebagai berikut :
Menulis 9%
Membaca 16%
Berbicara 30%
Menyimak 45%
Dalam kenyataan praktek, survey menyatakan bahwa pada umumnya kita menggunakan waktu untuk menyimak hampir tiga kali sebanyak waktu untuk membaca ( sarana penting lainnya untuk menerima informasi ) tetapi anehnya sedikit sekali perhatian diberikan untuk melatih orang menyimak. Pada sekolah-sekolah di Detroit , Rankin menemukan bahwa dalam penekanan pengajaran di kelas :
Membaca memperoleh 52%
Menyimak memperoleh hanya 8 %
D. Pentingnya Keterampilan Berbahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan,pesan dan informasi yg tertanam dalam pikiran. Media penyampaiannya bisa melalui lisan/tulisan agar bisa berinteraksi dengan yang lain. Oleh sebab itu,jika ingin mengungkapkan berbagai pemikiran dengan baik,maka manusia harus menguasai keterampilan membaca.
Tujuan pentingnya belajar bahasa yaitu peran penting didalam perkembangan intelektual dan emosional serta sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari pelajaran lainnya
Dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh orang kepada kita.
E. Kaitan menyimak dengan keterampilan bahsa lainnya
Menurut Basri (2017: 6) menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung. Kedua keterampilan ini mempunyai hubungan yang erat. Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru. Hal ini dapat dilihat dari aspek-aspek berikut:
- Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru
- Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh anak-anak ditentukan oleh perangsang yang ditemuinya, dan kata-kata yang paling banyak memberikan bantuan atau pelayanan dalam penyampaian ide-ide mereka
- Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam masyarakat
- Anak kecil lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang lebih panjang dari kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya
- Meningkatkan menyimak berarti meningkatkan kualitas kemampuan berbicara seseorang
- Bunyi atau suara merupakan faktor penting dalam peningkatan pemakaian kata-kata sang anak
- Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak.
Penguasaan menyimak yang baik juga merupakan faktor penting bagi kesuksesan seseorang dalam belajar membaca efektif. Selama keterampilan itu berhubungan, maka peningkatan keterampilan yang satu akan menunjang untuk peningkatan keterampilan yang lain. Penyimak yang baik adalah pembaca yang baik. Keterampilan membaca efektif sangat mengandalkan keterampilan menyimak efisien. Oleh karena itu, penyimak yang baik biasanya akan dapat menjadi pembaca yang baik.
Keterampilan menyimak dan keterampilan membaca mempunyai kesamaan. Keduanya sama-sama bersifat reseptif, bersifat menerima. Perbedaannya, menyimak menerima informasi dari sumber lisan, sedangkan membaca menerima informasi dari sumber tertulis.
Pengajaran keterampilan menyimak juga bertujuan untuk meningkatkan daya nalar seseorang yang dapat dituangkan melalui tulisan. Bahasa tulis yang baik akan lahir dari hasil penyimakan yang baik pula. Dalam menyimak, seseorang harus memperhatikan nada, intonasi, dan situasi. Begitu pula sewaktu menulis, seseorang harus memperhatikan tanda baca, diksi, dan penataan kalimat juga sangat penting mendapatkan perhatian penulis.
Bab III
Penutup
1. Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, pesan, dan informasi yang tertanam dalam pikiran, media penyampaiannya bisa melalui lisan atau tulisan.
Pembeda utama manusia dengan hewan terletak pada dua hal yaitu kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa. Manusia mampu berpikir karena memiliki bahasa, tanpa bahasa manusia tidak akan dapat memikirkan berbagai hal terutama berpikir secara abstrak.
Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau lambang-lambang tulis dengan pengertian yang tepat untuk mendapatkan informasi
Ada empat aspek dalam Keterampilan berbahasa tersebut, yaitu :
a. Keterampilan Menyimak
b. Keterampilan Berbicara
c. Keterampilan Membaca
d. Keterampilan Menulis
survey menyatakan bahwa pada umumnya kita menggunakan waktu untuk menyimak hampir tiga kali sebanyak waktu untuk membaca ( sarana penting lainnya untuk menerima informasi ) tetapi anehnya sedikit sekali perhatian diberikan untuk melatih orang menyimak.
Keterampilan menyimak dan keterampilan membaca mempunyai kesamaan. Keduanya sama-sama bersifat reseptif, bersifat menerima. Perbedaannya, menyimak menerima informasi dari sumber lisan, sedangkan membaca menerima informasi dari sumber tertulis.
Daftar pustaka
Halijah, Abd dan Hamid, Bagaimana Manusia Memperoleh Bahasa, (Jakarta: Pelita Bahasa, 2006), h. 29
Prastyaningsih, Luluk Sri Agus, Teori Belajar Bahasa, (Malang: FKIP Unisma, 2001), h. 89
Abdul Chaer dan Leoni Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1995), h. 244
Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 168
Nursaid dan Mohd. Hafrison. 2003. Teori Pembelajaran Bahasa dan Interaksi Belajar Mengajar. Padang: FBS UNP.
Komentar
Posting Komentar