Menyimak Ekstensif

 


Tugas Keterampilan menyimak

“Menyimak Ektensif/Tidak Langsung”







Oleh:

Nama: RESTI AULIA RAHMI

Nim: 20016177

Dosen pengampu: Dr. Abdurrahman M. Pd

Seksi :0111




FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020






Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.  (Tarigan: 1983)

Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994:27), “Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.


Secara garis besar, Tarigan (1983:22) membagi jenis menyimak itu menjadi dua 

kategori, yaitu: 

(1) menyimak ekstensif dan

 (2) menyimak intensif. 

 Kedua jenis menyimak ini  sangat berbeda. Perbedaan itu tampak dalam cara melakukan kegiatan menyimak. Menyimak ekstensif lebih banyak dilakukan oleh masyarakat secara umum. 

Misalnya: orang tua dan anak-anak menyimak tayangan sinetron dari sebuah televisi, berita radio, dan lain sebagainya.

Menyimak intensif lebih menekankan kemaampuan memahami bahan simakan. Misalnya: dalam menyimak pelajaran di sekolah, guru biasanya menuntut agar siswa memahami penjelasannya. Selanjutnya, untuk mengukur daya serap siswa, guru memberikan pertanyaan.

1) Menyimak EkstensifM

ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: mendengarkan siaran radio, televisi, percakapan orang di pasar, khotbah di masjid, pengumuman di stasiun kereta api, dan sebagainya. Ada beberapa jenis kegiatan menyimak ekstensif.

a) Menyimak Sosial

Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran.

b) Menyimak Sekunder

Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.

c) Menyimak Estetika

Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya.Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak Akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan cerpen-cerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.

d) Menyimak Pasif

Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik.

Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan



Simpulan:

Secara garis besar, Tarigan (1983:22) membagi jenis menyimak itu menjadi dua kategori, yaitu: 

(1) menyimak ekstensif dan

 (2) menyimak intensif. 

 Kedua jenis menyimak ini  sangat berbeda. Perbedaan itu tampak dalam cara melakukan kegiatan menyimak.

 Menyimak ekstensif lebih banyak dilakukan oleh masyarakat secara umum. Misalnya: orang tua dan anak-anak menyimak tayangan sinetron dari sebuah televisi, berita radio, dan lain sebagainya.

Menyimak intensif lebih menekankan kemampuan memahami bahan simakan. Misalnya: dalam menyimak pelajaran di sekolah, guru biasanya menuntut agar siswa 


Daftar pustaka

Supriatna Agus, M.Pd., Rukianti K. Enung Hj. Dra. M.Pd.; Modul pembelajaran Program Diploma Dua Guru Kelas MI.

Natasamita hanapi, Drs. Panduan Bahasan Dan Sastra Indonesia



Komentar

Postingan populer dari blog ini