PENILAIAN KETERAMPILAN MENYIMAK

Tugas Keterampilan Menyimak

“Penilaian Keterampilan Menyimak”

Dosen pengampu: Dr. Abdurrahman M. Pd




Oleh:

Resti Aulia Rahmi (20016177)

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Padang

2020




Pembahasan

Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai suatu objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa. 

Menyimak adalah kegiatan mendengarkan (memperhatikan) perihal dengan seksama. Menyimak merupakan salah satu aspek pembelajaran Bahasa Indonesia. pembelajaran menyimak dapat dikatakan baik dan ideal jika pendengar dapat memperoleh informasi secara utuh dan memahaminya. Pemerolehan informasilah yang menjadi sasaran tujuan pembelajaran menyimak. 

Unsur pembelajaran menyimak terdapat tiga yaitu kebahasaan, pemahaman, dan ingatan. Kebahasaan berkaitan dengan pengetahun tentang gejla fonetik, kosakata, dan struktur. Pemahaman adalah pemahaman terhadap bahan yang disimak. Ingatan adalah bentuk penyimpanan suatu hal dalam jangka waktu tertentu.

Tes menyimak dapat berupa tes objektif dan tes esai. Tes yang diberikan harus memiliki stimulus yang baik dan tepat agar siswa dapat merespon (mendengar) dengan baik dan tepat pula.

 macam-macam dari penilaian pembelajaran menyimak adalah 

1. pertanyaan inferensi, 

Pertanyaan inferensi adalah pertanyaan yang menanyakan perihal yang tidak tertera secara eksplisit dalam sebuah bahan simakan. 

2. pertanyaan evaluasi,

Pertanyaan evaluasi adalah pertanyaan yang mengharuskan penyimak untuk dapat menilai bahan simakan dan memberikan alasannya. 

3. pertanyaan respon personal, 

Pertanyaan respon personal adalah pertanyaan yang membutuhkan respon dari masing-masing individu dalam kegiatan menyimak. 

4.  pertanyaan aplikasi.   

Pertanyaan aplikasi adalah pernilaian terhadap perilaku penyimak setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menyimak. Biasanya dilakukan sebagai bentuk penyadaran penyimak, mengharapkan sebuah kritik atau tanggapan penyimak dari bahan simakan.


Kemampuan yang diukur dalam tes menyimak mencakup 

(1) kemampuan literal (kemampuan memahami isi teks berdasarkan aspek kebahasaan yang tersurat), 

(2) kemampuan inferensial (kemampuan memahami isi tuturan yang tersirat/ menyimpulkan isi yang tidak langsung ada dalam teks), 

(3) kemampuan reorganisasi (penataan kembali ide pokok dan ide penjelas dalam parafon maupun ide-ide pokok parafon yang mendukung tema pembicaraan),

 (4) kemampuan evaluatif (untuk menilai keakuratan, kemanfaatan, kejelasan isi pembicaraan),

 (5) kemampuan apresiasi (kemampuan menghargai isi pembicaraan). 


Tes menyimak dapat dibedakan menjadi tiga jenis 

(1) menyimak estetis (dengan bahan simakan karya sastra),

 (2) menyimak kritis (dengan bahan tuturan yang bersifat argumentatif dan ekspositoris),

(3) menyimak cepat (bahan simakan berita, jadwal, atau daftar tertentu).

Dikte merupakan penilaian pembelajaran menyimak tradisional. Pandangan penilaian pembelajaran menyimak yang tergolong penilaian tradisional kegiatan pembelajaran menyimak adalah dikte. Dikte adalah kegiatan melafalkan atau membacakan suatu wacana untuk dituliskan oleh orang lain. Dalam pembelajaran menyimak, dikte digunakan untuk menilai kemampuan dan ketajaman mendengarkan bunyi-bunyi bahasa yang terdapat dalam wacana yang dibacakan

Bentuk penilaian lainnya adalah penilaian objektif dan subjektif. Instrumen penilaian objektif adalah menjawab pertanyaan, pilihan ganda, dan soal benar dan salah. Penilaian menjawab pertanyaan dilakukan dengan cara memberikan soal yang kemudian dijawab. Penilaian menjawab pertanyaan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu menjawab soal frasa, menjawab pertanyaan kalimat, dan menjawab pertanyaan wacana.

Penilaian subjektif yang dapat digunakan untuk penilaian pembelajaran menyimak adalah merumuskan inti wacana dan menjelaskan kembali. Merumuskan inti wacana adalah mendengarkan secara utuh bahan simakan kemudian merumuskan kembali berdasarkan inti bahan simakan tersebut


Dalam penilaian berbasis kelas, evaluasi dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Demikian halnya penilaian keterampilan menyimak, dilakukan lewat penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian hasil hanya merujuk pada hasil simakan siswa yang berupa respon atau jawaban-jawaban terhadap pertanyaan, sedangkan penilaian pada proses dilakukan dengan menggunakan model instrumen penilaian yang dirancang guru. 

Penilaian hasil dapat dilakukan dengan menggunakan tes. Tes keterampilan menyimak dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa menangkap dan memahami informasi yang terkandung di dalam wacana yang diterima melalui saluran pendengaran Nurgiyantoro 1988:214.

 Untuk tes kemampuan menyimak, pemilihan bahan tes lebih ditekankan pada keadaan wacana, baik dilihat dari segi tingkat kesulitan, isi dan cakupan, maupun jenis- jenis wacana Nurgiyantoro 1988: 214. Berikut ini penjelasannya

. 1. Tes Kemampuan Menyimak Tingkat Ingatan Tes kemampuan menyimak pada tingkat ingatan sekadar menuntut siswa untuk mengingat fakta atau menyatukan kembali fakta-fakta yang terdapat di dalam wacana yang telah diperdengarkan. Fakta dalam wacana dapat berupa tanggal, tahun, peristiwa dan sebagainya. Bentuk tes yang dipergunakan dapat tes bentuk objektif, isian singkat, ataupun bentuk pilihan ganda. 

2. Tes Menyimak Tingkat Pemahaman Tes keterampilan menyimak pada tingkat pemahaman menuntut siswa untuk dapat memahami wacana yang dipergunakan. Pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman terhadap isi wacana, hubungan antar kejadian, hubungan antar ide, hubungan sebab akibat, dan sebagainya. Pemahaman pada tingkat ini belum kompleks benar, belum menuntut kerja kognitif tingkat tinggi. Bentuk tes yang dipergunakan esai ataupun bentuk objektif.

 3. Tes Menyimak Tingkat Penerapan Diharapkan siswa dapat menerapkan konsep atau masalah tertentu pada situasi yang baru misalnya, diperdengarkan beberapa buah wacana dengan gambar yang sesuai. Tingkat kesulitannya bergantung sederhana atau kompleksnya wacana dan gambar.

 4. Tingkat Kemampuan Menyimak Tingkat Analisis Tes keterampilan menyimak pada tingkat analisis menuntut siswa untuk melakukan kerja analisis, untuk memilih alternatif jawaban yang tepat. Analisis yang dilakukan berupa analisis detil-detil informasi, mempertimbangkan bentuk dan aspek kebahasaan tertentu, menemukan hubungan kelogisan, sebab akibat dan lain-lain. Jawaban terhadap pertanyaan dapat dinilai berdasarkan tepat atau tidaknya jawaban ini dengan melakukan penskoran berdasarkan jumlah soal dan bobot soal, sedangkan hasil simakan siswa yang berupa respon dinilai berdasarkan tepat atau tidak respon itu dengan apa yang akan diungkapkan atau diperintahkan dalam bahan simakan Subyantoro Hartono 2003 : 14. Aspek-aspek penilaian ditentukan berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar. Penilaian proses dapat dilakukan dengan menggunakan model instrumen yang dirancang guru

Evaluasi keterampilan menyimak dilakukan dari proses dan hasil pembelajaran. Penilaian proses pada keterampilan menyimak dilakukan oleh guru ketika pembelajaran menyimak sedang berlangsung dan guru harus merancang model instrumen penilaian, sedangkan dalam penilaian hasil diperoleh dari hasil simakan siswa yang berupa jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Penilaian hasil dapat diperoleh dari  tes. Tes pada keterampilan menyimak dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menangkap dan memahami informasi yang terkandung dalam wacana yang diterima melalui saluran pendengaran. Dalam pelaksanaan pengajaran bahasa di sekolah, khususnya bahasa Indonesia, tes menyimak kurang mendapat  perhatian sebagaimana ketrampilan berbahasa yang lain (Nurgiyantoro 2001: 233).

Ada empat tingkatan tes kemampuan  menyimak meliputi tingkat ingatan, tingkat pemahaman, tingkat penerapan, tingkat analisis (Nurgiyantoro 2001: 239)  

Pertama, tes kemampuan menyimak tingkatan ingatan. Tes kemampuan menyimak pada tingkatan ini hanya menuntut siswa untuk mengingat fakta yang telah diperdengarkan. Bentuk tes yang digunakan dapat berbentuk tes objektif, isian singkat, dan pilihan ganda. 

Kedua, tes kemampuan menyimak tingkat pemahaman. Tes kemampuan menyimak pada tingkat pemahaman menuntut siswa untuk dapat memahami wacana yang diperdengarkan. Kemampuan pemahaman dalam tingkat ini masih sederhana dan butir-butir tes belum sulit. 

Ketiga, tes kemampuan menyimak tingkat penerapan. Tes kemampuan pada tingkat ini dimaksudkan untuk mengungkap kemampuan siswa menerapkan konsep pada situasi yang baru. Butir-butir tes kemampuan menyimak pada tingkatan ini terdiri dari pernyataan yang diperdengarkan dan gambar-gambar sebagai alternatif jawaban terdapat dalam lembar tugas. 

Keempat, tes kemampuan menyimak tingkat analisis. Tes pada kemampuan tingkat ini bertujuan untuk memahami informasi dalam wacana yang akan diteskan dengan cara menganalisis. Jadi, butir tes tingkat analisis lebih kompleks dan sulit daripada butir tes pada tingkat pemahaman.


Kriteria  penilaian menceritakan isi dongeng meliputi:

 (1) kesesuaian isi dongeng,

 (2) tokoh dan perwatakan, 

(3) latar, 

(4) mimik, 

(5) pilihan kata (diksi),

 (6) penyusunan kalimat. Pada penilaian menceritakan isi dongeng maka jika siswa dapat menceritakan isi dongeng dengan baik akan diberi nilai komulatif 100. Kategori penilaian dan daftar penilaiannya adalah sebagai berikut ini.

Penutup

Kesimpulan

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa. Pemerolehan informasilah yang menjadi sasaran tujuan pembelajaran menyimak. Pemahaman adalah pemahaman terhadap bahan yang disimak. Tes yang diberikan harus memiliki stimulus yang baik dan tepat agar siswa dapat merespon dengan baik dan tepat pula.

Kemampuan yang diukur dalam tes menyimak mencakup (1) kemampuan literal (kemampuan memahami isi teks berdasarkan aspek kebahasaan yang tersurat), (2) kemampuan inferensial (kemampuan memahami isi tuturan yang tersirat/ menyimpulkan isi yang tidak langsung ada dalam teks), (3) kemampuan reorganisasi (penataan kembali ide pokok dan ide penjelas dalam parafon maupun ide-ide pokok parafon yang mendukung tema pembicaraan), (4) kemampuan evaluatif (untuk menilai keakuratan, kemanfaatan, kejelasan isi pembicaraan), (5) kemampuan apresiasi (kemampuan menghargai isi pembicaraan). 

Tes menyimak dapat dibedakan menjadi tiga jenis (1) menyimak estetis (dengan bahan simakan karya sastra), (2) menyimak kritis (dengan bahan tuturan yang bersifat argumentatif dan ekspositoris), (3) menyimak cepat (bahan simakan berita, jadwal, atau daftar tertentu).

macam-macam  penilaian menyimak adalah 1. pertanyaan inferensi, 2. pertanyaan evaluasi,3. pertanyaan respon personal, 4.  pertanyaan aplikasi.   

Ada empat tingkatan tes kemampuan  menyimak meliputi tingkat ingatan, tingkat pemahaman, tingkat penerapan, tingkat analisis (Nurgiyantoro 2001: 239)


Daftar pustaka

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra. Yogyakarta: PT BPFE.

Pangesti. 2005.  Peningkatan Keterampilan Menyimak Dongeng Dengan Menggunakan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 30 Semarang. Skripsi. UNNES.

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini