Keterampilan menyimak




TUGAS KETERAMPILAN MENYIMAK

TENTANG

"Hakikat menyimak,Tujuan Menyimak ,Pengambat Menyimak ,Kebiasaan Jelek dalam Menyimak,Pengalaman Menyimak dan Kebiasaan Dalam Menyimak"




OLEH:

NAMA : RESTI AULIA RAHMI

NIM : 20016177

DOSEN : Dr. Abdurrahman M.Pd

SESI: 202010160111




FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG






BAB I

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 

Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam komunikasi lisan. Apabila kemampuan seseorang dalam menyimak kurang, dapat dipastikan dia tidak dapat mengungkapkan topik yang didengar dengan baik.

 Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat satu kompetensi yang harus dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana) yang didengar atau ditonton melalui radio/TV. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran menyimak berita merupakan salah satu pembelajaran yang penting untuk dilaksanakan.

Menyimak merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa yang penting. Keterampilan menyimak harus dikuasai terlebih dahulu dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain.Kegiatan menyimak dapat terlihat dari kehidupan sehari-hari yang dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak, misalnya dalam dialog antaranggota keluarga, percakapan antarteman dan aktivitas pendidikan di sekolah


Pada bagian ini akan dibahas tentang materi


  • Hakikat menyimak
  • Tujuan menyimak
  • Penghambat menyimak
  • Kebiasaan jelek dalam menyimak
  • Pengalaman menyimak
  • Kebiasaan menyimak


BAB  II

PEMBAHASAN


A. Hakikat Menyimak

Menyimak merupakan salah satu apek keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2003:1066), didapati pengertian menyimak yaitu mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.Mendengar yaitu dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga. Sedangkan mendengarkan adalah mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh.

Kegiatan menyimak bukan merupakan kegiatan pasif, melainkan suatu proses yang aktif dalam mengkonstruksikan suatu pesan dari suatu arus bunyi yang diketahui orang sebagai potensi-potensi fonologis, semantik, dan sintaksis suatu bahasa. Pada saat penyimak mendengar bunyi bahasa, pada saat itu pula mental seseorang aktif bekerja, mencoba memahami, menafsirkan, apa yang disampaikan pembicara, dan memberinya respon.

Menurut Tarigan (2006: 98) kegiatan menyimak dipengaruhi oleh faktor fisik, psikologis, pengalaman, sikap, motivasi, jenis kelamin, lingkungan, dan peran dalam masyarakat. Delapan faktor tersebut di atas turut mempengaruhi kualitas dari kegiatan menyimak yang dilakukan orang pada umumnya. Untuk dapat menyimak dengan baik, seorang penyimak harus berada pada kondisi yang siap simak karena menyimak dengan baik menuntut perhatian, pikiran, penalaran, penafsiran, dan imajinasi. Para penyimak harus memproyeksikan diri mereka ke dalam pikiran pembicara dan berupaya memahami bukan saja yang dikatakan oleh pembicara, melainkan juga apa yang dimaksudkannya.  


B. Tujuan Menyimak

Ada beberapa macam tujuan dalam kegiatan menyimak yang dilakukan orang pada umumnya, yaitu : mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta atau informasi yang ada, mendapatkan inspirasi, mendapatkan hiburan, dan memperbaiki kemampuan berbicara


Tujuan utama dari menyimak yaitu Menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.   Tujuan Pembelajaran Menyimak Menurut Beberapa Ahli

a.       Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain sebagai berikut :

1)      Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.

2)      Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).

3)      Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).

4)      Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).

5)      Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.

6)      Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).

7)      Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.

8)      Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.


b.      Menurut Sutari (1997:22), tujuan menyimak adalah : (1) mendapatkan fakta (2) menganalisis fakta (3) mengevaluasi fakta (4) mendapatkan inspirasi (5) mendapatkan hiburan (6) memperbaiki kemampuan berbicara

1)      Untuk mendapatkan fakta

Banyak cara yang dapat ditempuh oleh seseorang untuk memperoleh fakta. Cara yang pertama adalah dengan mengadakan eksperimen, penelitian, membaca buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Cara yang kedua adalah dengan dengan mendengarkan radio, melihat televise, berdiskusi, menghadiri seminar, dan sebagainya. Dari uraian di atas, maka menyimak merupakan suatu media untuk mendapatkan fakta dan informasi.

2)      Untuk menganalisis fakta

Proses menganalisis fakta adalah proses menaksir kata-kata atau informasi sampai pada tingkat unsur-unsurnya dan menaksir sebab akibat yang terkandung dalam fakta-fakta tersebut.

3)      Untuk mengevaluasi fakta

Setelah menganalisis fakta, dalam benak penyimak yang kritis akan muncul beberapa pertanyaan sehubungan dengan hasil analisisnya terhadap suatu bahan simakan. Dalam mengevaluasi fakta, penyimak perlu mempertimbangkan bahan simakan dengan menggunakan segala pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.

4)      Untuk mendapatkan inspirasi

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering dihadapkan pada beberapa masalah dalam hidup mereka. Kadang-kadang, kegiatan menyimak dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan cara mencari inspirasi. Kegiatan menyimak yang dapat menimbulkan inspirasi adalah seperti menyimak pengajian, seminar, dan sebagainya.

5)      Untuk mendapatkan hiburan

Pada dasrnya, manusia dalam hidup ini memerlukan hiburan Hiburan dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan, salah satunya adalah kegiatan menyimak. Manusia jaman sekarang sering menyimak radio, televisi, film, dan sebagainya untuk memperoleh hiburan.

Seorang pembicara yang baik harus mampu menciptakan suatu suasana yang gembira dan menyenangkan. Hal ini akan membantu pembicara dalam mencapai tujuannya, yaitu menyampaikan materi agar dapat diterima dengan baik karena akan merangsang penyimak lebih berminat dan memperhatikan materi yang sedang disampaikan.

6)      Memperbaiki kemampuan berbicara

Tujuan menyimak yang terakhir adalah memperbaiki kemampuan berbicara. Dengan menyimak pembicaraan yang terpilih, kita dapat memperbaiki kemampuan berbicara. Hal ini sering digunakan dalam pengajaran bahasa asing, karena dengan menyimak penutur asli, maka penyimak akan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahannya dalam pengucapan kata-kata asing.



C. Hambatan- Hambatan Dalam Menyimak

   Faktor- Faktor  yang Mempengaruhi Menyimak

 Henri Guntur Tarigan membagi tiga hal yang mempengaruhi kegiatan menyimak seseorang, yaitu :

1.      Faktor Pisik

2.      Faktor Psikologis

3.      Faktor Pengalaman 


1.      Faktor Pisik

      Faktor pisik ialah kondisi jasmani penyimak pada waktu ia mengadakan kegiatan menyimak. Kondisi pisik menyimak terdiri dari dua hal, yaitu kondisi penyimak sangat baik (prima) dan kondisi pisik menyimak sangat jelek. Adapun yang termasuk kondisi pisik menyimak jelek ialah :

  • Penyimak dalam keadaan sakit, sehingga ia tidak dapat menyimak dengan baik.
  • Alat dengar penyimak terganggu atau rusak.
  •  Kondisi lingkungan penyimak kurang baik.
  • Alat bantu menyimak tidak dapat berfungsi, sehingga penyimak mengalami kegagalan.


2.      Faktor Psikologis

     Faktor psikologis adalah faktor yang berkaitan dengan gejala kejiwaan penyimak. Hal ini dapat berupa :

  • Sikap kurang simpatik dari penyimak.
  • Penyimak memiliki sikap egosentris yang sangat tinggi.
  • Penyimak berpandangan terlalu sempit terhadap permasalahan yang disimak.
  • Timbul rasa kebosanan yang mendalam dari para penyimak.
  • Sikap yang ditunjukkan penyimak kurang menghargai pembicara.

     

3.      Faktor Pengalaman

    Faktor pengalaman ialah segala sesuatu yang pernah dialami penyimak        sebelumnya. Pengalaman yang banyak dan beragam akan memperkaya pada diri penyimak.  Pengalaman dalam menyimak berupa :

  • Ide atau gagasan yang telah diperoleh sebelumnya.
  • Topik atau pokok pembicaraan sebagai bahan simakan.
  • Ungkapan-ungkapan atau idiom baru yang pernah dimiliki.
  • Istilah-istilah baru dan istilah asing yang dimiliki.

  • Tehnik menyimak efektif yang telah dimiliki penyimak.
  • Gaya penyampaian dan gaya menyimak harus diselaraskan.
  • Cara mengatasi ketegangan yang terjadi pada diri penyimak.

D.  Kebiasaan Jelek dalam Menyimak

            Ada beberapa kebiasaan jelek dalam kegiatan menyimak.Kebiasaan tersebut ialah sebagai berikut :

  •  Menyimak melompat-melompat

            Yaitu kegiatan menyimak hanya bagian tertentu saja.

  • Menyimak hanya perlu data

            Yaitu kegiatan menyimak, yang para penyimak hanya menginginkan data. Sedangkan materi yang lain tidak perlu.

  • Bersifat ketulian

            Penyimak jenis ini sebenarnya tidak tuli.Akan tetapi ia berbuat seperti orang tuli, dan ia berpura-pura tidak mendengar suara pembicara. Biasanya penyimak jenis ini temasuk memiliki perhatian ganda.

  • Penyimak supersensitif

            Yaitu para penyimak yang sangat peka perasaannya.

  • Penyimak menghindari hal sulit

            Penyimak tipe ini hanya mau menyimak hal-hal yang gampang saja. Ia tidak mau berfikir yang sulit-sulit.

  • Penyimak menolak suatu objek

            Penyimak merasa kurang cocok dengan objek yang ditampilkan pembicara.

  • Penyimak selalu mengkritik pembicara

            Penyimak kurang menghargai penampilan pisik pembicara. Ia selalu mengkritik pribadi pembicara.

  • Perhatian penyimak berpura-pura

            Penyimak kurang tertarik pada pembicara, karena sesuatu hal, maka ia lalu berpura-pura menyimak.

  • Penyimak menyerah pada gangguan

            Pada penyimak tipe ini ia lebih tertarik kepada hal-hal di luar kegiatan menyimak.

  • Menyimak sambil menulis

            Yaitu kegiatan mencatat yang dilakukan pada saat ia sedang mendengarkan. Maka kegiatan menyimak tidak sempurna.



Hal – hal  lain yang menganggu menyimak :

            Beberapa hal yang merupakan indikator penyebab kegagalan dalam menyimak, antara lain

1.      Penyimak dalam keadaan  tergesa- gesa.

2.      Penyimak dalam keadaan capai atau payah.

3.      Penyimak dalam keadaan bingung, sehingga pikirannya kacau.

4.      Pembicara kurang ramah atau kurang simpati.

5.      Terlalu banyak pesan yang disampaikan kepada penyimak.

6.      Pembicara terlalu bersifat birokratis hal ini menimbulkan kejengkelan.

7.      Penyimak merasa selalu khawatir terhadap hal – hal yang baru dan menyulitkan.

    

E.  Pengalaman menyimak


  •        Menyimak petunjuk ,keterengan,dan menyimak pengumuman

          Berhasil atau tidaknya, dipahami atau tidaknya petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan, serta pengumuman-pengumuman yang disampaikan, sangat bergantung pada taraf penyimakan para penyimak dan bergantung pada para perhatian yang mereka berikan. Penuh perhatian atau hanya sekilas saja, atentif atau reseptif saja, tentu saja tidak diabaikan kesederhanaan, ketepatan, kepadatan ,kemudahan, serta keterpahaman bahan yang disajikan secara lisan itu.  

  •  Percakapan dan diskusi

    Percakapan dan diskusi menempa kita jadi anggota masyarakat yang aktif, reseptif, atentif, terbuka menerima pendapat orang lain, bahkan kritik dan cacian mereka. Percakapan dan diskusi mendidik kita menjadi warga masyarakat sosial yang berdisiplin, mengetahui apa yang menjadi hak dan apa yang menjadi tanggung jawab dan kewajiban kita, serta tahu persis mana saatnya “memberi” dan kapan saatnya “memberi” kapan saatnya berbicara dan kapan pula saatnya menyimak. Kepada mereka harus ditanamkan rasa harus saling menghormati. “siapa yang ingin dihargai oleh orang lain haruslah pula menghargai orang lain, kalau kita ingin disimak oleh orang lain, kita pun harus berusaha menyimak orang lain secara atentif. 

  •       Laporan 

       Dalam hal ini, para penyimak haruslah memberi tanggapan secara apresiatif, memberi respon dengan sepenuh hati, mengikuti perkembangan atau alur cerita, membayangkan atau mengimajinasikan gerak lakon yang disorot, yang dipotret, dan menafsirkan perasaan-perasaan serta motivasi-motivasi para tokoh cerita (Dawson[etall], 1963: 157-7 dalam Tarigan, 2008:148). 

  • Radio,Telvisi dan Rekaman Telpon

       Menurut Tarigan (2008:149), kehidupan modern menuntut kegiatan menyimak lebih meningkat. Ragam situasi menyimak yang berhubungan dengan radio, televise, rekaman, dan telepon, antara lain; 

menyimak sekunder, musik dipasang pelan-pelan sebagai latar belakang, 

menyimak sosial atau menyimak konversasional, kita berbicara di telepon, 

menyimak presiatif, drama yang baik atau musik yang merdu dipergelarkan atau dipentaskan,

menyimak eksplorasif atau menyimak interogatif, kita diberikan resep-resep atau informai mengenai cuaca, 

menyimak konsentratif dan menyimak kritis, masalah-masalah penting di diskusikan oleh para politikus dan para pakar dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan  .


Bab III

PENUTUP

Menyimak merupakan salah satu apek keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2003:1066), didapati pengertian menyimak yaitu mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.Mendengar yaitu dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga. Sedangkan mendengarkan adalah mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh.

tujuan dalam kegiatan menyimak yang dilakukan orang pada umumnya, yaitu : mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta atau informasi yang ada, mendapatkan inspirasi, mendapatkan hiburan, dan memperbaiki kemampuan berbicara tujuan utama dari menyimak yaitu Menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. 

Faktor- Faktor  yang Mempengaruhi Menyimak

 Henri Guntur Tarigan membagi tiga hal yang mempengaruhi kegiatan menyimak seseorang, yaitu :

1.      Faktor Pisik

2.      Faktor Psikologis

3.      Faktor Pengalaman

Hal – hal  lain yang menganggu menyimak :

            Beberapa hal yang merupakan indikator penyebab kegagalan dalam menyimak, antara lain

1.      Penyimak dalam keadaan  tergesa- gesa.

2.      Penyimak dalam keadaan capai atau payah.

3.      Penyimak dalam keadaan bingung, sehingga pikirannya kacau.

4.      Pembicara kurang ramah atau kurang simpati.

5.      Terlalu banyak pesan yang disampaikan kepada penyimak.




Referensi:


Tarigan, Henry Guntur. 1989. Metodologi Pengajaran Bahasa: Suatu Penelitian Kepustakaan. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.

Tarigan. Djago. Drs. dkk. 2006. Materi Pokok Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:Universitas Terbuka.

Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan    Komunikatif – Interakif. Bandung: Refika Aditama

Tarigan dan Djago. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Parera, Jos Daniel. 1996.  Psikologi Keberbahasaan.  Jakarta:  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan IKIP.

Dardjowidjono, Soenjono. 2008. Psikolinguistik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Hermawan, Herry. 2012. Menyimak Keterampilan Komunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ridwan, Sakura. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: Kepel

Sukatman.1998.Pengantar Teori Menyimak dan Pengajarannya.Jember: Universitas Jember

Sriyono.2009.Keterampilan Menyimak.( file://referensi/menyimak/PRABAWA ARETA )

       (Finocchiar & Bonomo, 1973: 108-9 dalam Tarigan, 2008:159)


http://dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2017/04/tujuan-pembelajaran-menyimak.html?m=1 

Komentar

Postingan populer dari blog ini