Menyimak komprehensif dan memindai
TUGAS KETERAMPILAN MENYIMAK
"Menyimak komprehensif dan memindai"
Nama :RESTI AULIA RAHMI
Nim :20016177
Dosen :Dr. Abdurrahman M. Pd
Seksi :202010160111
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
komponen-komponen tertentu yang bekerja dengan baik dalam dirinya.
Oleh karena itu kami akan mencoba menyusun konstribusi ilmu menyimak dengan menyebutkan Proses Menyimak Komprehensif
Pembahasan
A. Pengertian Menyimak Komprehensif
Menyimak komprehensif adalah menyimak yang berkaitan dengan kemampuan penyimak untuk memahami dengan sistematis dan seksama terhadap isi materi yang disimak dengan tujuan untuk menguasai dengan baik materi-materi yang diperdengarkan. Salah satu tujuan menyimak adalah menerima rangsang untuk memahami suatu pesan tertentu. Mendengar untuk tujuan memahami disebut juga menyimak komprehensif. Seseorang dapat dikatakan sebagai penyimak komprehensif yang baik apabila ia mampu menerima, memperhatikan, dan memberikan makna dari pesan yang sedekat mungkin sama dengan pesan yang disampaikan oleh pembicara.
B. Proses Menyimak Komprehensif
Kegiatan komunikasi banyak dilakukan secara lisan, sehingga kemampuan menyimak sangat penting dimiliki oleh setiap pemakai bahasa. Dengan kemampuan menyimak yang baik, pemahaman yang tepat terhadap pesan dapat tercapai. Pemahaman yang utuh dan tepat hanya dapat terjadi bila penyimak atau pendengar secara aktif memproses apa yang di dengarnya itu melalui komponen-komponen tertentu yang bekerja dengan baik dalam dirinya. Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak ialah, rangsangan berupa bunyi, penerimaan pesan, perhatian, penyeleksian, dan pemberian makna dari pesan yang disampaikan. Berikut aspek-aspek yang terlibat di dalam proses menyimak akan diuraikan secara rinci.
1. Rangsang Bunyi
Banyak ahli yang memberikan pendapatnya tentang simbol-simbol dari pembicaraan yang diterima seseorang dalam proses menyimak. Weaver (1972) memasukkan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya selain bunyi linguistic, sebagai tipe-tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dimaknai oleh penyimak. Bila seseorang meneriakkan "ada kebakaran!", maka teriakan itu sama maknanya dengan isyarat bunyi sirene mobil pemadam kebakaran.
2. Penerimaan Oleh Alat Dengar
Menerima pesan dalam menyimak merupakan proses mendengarkan rangsangan yang berupa bunyi. Gelombang-gelombang suara yang berjalan melalui udara merangsang telinga penerima yang menyebabkan si penerima berita mengaktifkan pendengarannya, mula-mula berupa dorongan atau rangsangan pada syaraf-syaraf. Kerja syaraf-syaraf itu terjadi berkat adanya kendali otak. Tahap ini disebut tahap fciologis. Berita yang datang ke telinga penyimak dalam bentuk gelombang itu diolah oleh otak kanan jalan mencocokkan gejala-gejala itu dengan pengetahuan system bunyi bahasa. Tahap ini disebut tahap linguistik.
3. Pemberian Makna
Selanjutnya, proses menyimak melalui pemberian makna. Proses ini mengacu pada interpretasian atau pemahaman terhadap pesan yang didengar dan diterima. Dalam proses ini tujuan menyimak adalah untuk menghasilkan makna semirip atau sedekat mungkin dengan pesan yang diberikan pembicara. Bagaimanapun, karena pemberi pesan dan penyimak memiliki perbedaan pengalaman, perasaan, dan harapan, tujuan yang diharapkan itu tidak selalu tercapai.
4. Fungsi Comprehensive Listening
Seperti yang telah diuraiakan pada bagian terdahulu bahwa dalam berbagai fase kehidupan, manusia menjadikan menyimak sebagai media untuk memahami sesuatu. Dalam proses pendidikan misalnya, hampir seluruh kegiatan penyampaian bahan/materi pendidikan mengandalkan pada comprehensive listening. Oleh sebab itu untuk menjadi pendengar komprehensif yang baik, kita hanya perlu berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan, selanjutnya mencari kaitan antara satu pesan dengan lainnya untuk akhirnya sampai pada pemahaman yang dikehendaki, tidak perlu membuat penafsiran terlalu kritis pada pesan yang disampaikan oleh si pembicara.
Tujuan Menyimak Komprehensif
Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan. Karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap,memahami, atau menghayati pesan,ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
Menurut Djago Tarigan
Menyebutkan tujuan menyimak komprehensif sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan fakta dengan cara mendengarkan radio, tv, menyampaikan makalah, percakapan, dan sebagainya
2. untuk menganalisis fakta yang berlangsung secara konsisten dari saat ke saat selama proses menyimak komprehensif berlangsung
3. Untuk mengevaluasi fakta yang disampaikan oleh pembicara
4. Untuk mendapatkan inspirasi dari pembicara orang lain
5. Untuk menghibur diri
6. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara
Salah satu klasifikasi tujuan menyimak komprehensif secara umum adalah seperti pembagian berikut yaitu menyimak untuk tujuan :
a. Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Para peneliti mengumpulkan atau mendapatkan fakta melalui kegiatan penelitian, riset atau eksperimen. Pengumpulan fakta seperti cara ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang terpelajar. Bagi rakyat biasa hal itu jarang atau hampir-hampir tidak dapat dilakukan. Cara lain yang dapat dilakukan dalam pengumpulan fakta ialah melalui membaca. Orang-orang terpelajar sering mendapatkan fakta melakui kegiatan membaca seperti membaca buku-buku ilmu pengetahuan, laporan penelitian, makalah hasil seminar, majalah ilmiah, dan populer, surat kabar, dsb. Hal yang seperti ini pun jarang dilakukan oleh rakyat biasa. Dalam masyarakat tradisional pengumpulan fakta melalui menyimak tersebut banyak sekali digunakan. Dalam masyarakat modern pun pengumpulan fakta melalui menyimak itu masih banyak digunakan.
Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
b. Menganalisis Fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan. Proses analisis fakta ini harus berlangsung secara konsisten dari saat – ke saat selama proses menyimak berlangsung. Waktu untuk menganalisis fakta itu cukup tersedia asal penyimak dapat menggunakan waktu ekstra. Yang dimaksud waktu ekstra adalah selisih kecepatan pembicaraan 120 – 150 kata per menit dengan kecepatan berpikir menyimak sekitar 300 – 500 kata per menit. Analisis kata sangat penting dan merupakan landasan bagi penilaian fakta. Penilaian akan jitu bila hasil analisis itu benar.
c. Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak komprehensif adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
• Benarkah fakta yang diajukan?
• Relevankah fakta yang diajukan?
• Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima. Sebaliknya bila fakta yang disampaikan kurang akurat atau kurang relevan, atau kurang meyakinkan kebenarannya maka penyimak pantas meragukan fakta tersebut. Hasil pengevaluasian fakta-fakta ini akan berpengaruh kepada kredibilitas isi pembicaraan dan pembicaranya. Setelah selesai mengevaluasi biasanya penyimak akan mengambil simpulan apa isi pembicaraan pantas diterima atau ditolak.
d. Mendapatkan Inspirasi
Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
e. Menghibur Diri
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
f. Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak komprehensif yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
1. cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
2. cara penyampaian bahan pembicaraan
3. cara memikat perhatian pendengar
4. cara mengarahkan perhatian pendengar
5. cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
6. cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak komprehensif untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara. Cara menyimak komprehensif untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara biasanya dilakukan oleh mereka yang baru belajar menjadi orator dan mereka yang mau menjadi profesional dalam membawa acara atau master ceremony.
Hambatan Dalam Proses Menyimak Komprehensif
1. Keegosentrisan,
Yaitu mementingkan diri sendiri, si penyimak tidak tahu- menahu terhadap apa yang disimak dan hanya menyimak hal-hal yang dianggapnya menarik.
2. Keengganan ikut terlibat
Yaitu penyimak enggan atau tidak mau ikut terlibat dalam simakan, maka penyimak akan berusaha agar dirinya tidak ikut terlibat, dan akhirnya proses menyimak tidak berjalan dengan baik.
3. Ketakutan akan perubahan
Yaitu penyimak merasa sudah pas terhadap sesuatu, baik itu kondisi lingkungan dan sebagainya, namun penyimak merasa takut akan adanya perubahan suasana tersebut yang membuat penyimak menjadi tidak konsentrasi lagi terhadap apa yang disimaknya.
4. Keinginan menghindari pertanyaan
Yaitu penyimak mencoba menghindar dari pertanyaan yang akan diajukan oleh pembicara, hal ini disebabkan karena kurangnya percaya diri, kurangnya kemampuan untuk menjawab pertanyaan, rasa malu dan lain-lain yang menyebabkan penyimak tidak sepenuhnya menanggapi simakan.
5. Puas terhadap penampilan eksternal
Yaitu kepuasan dan kebanggaan yang berlebihan terhadap penampilan fisik, yang belum tentu apa yang disimak juga berkualitas, yang menyebabkan penyimak merasa bahwa pembicara adalah orang yang bagus dalam berbicara, namun setelah pembicara menyampaikan pembicaraan yang kurang menarik dan tidak sesuai dengan penampilan fisik, maka penyimak akan mengecohkannya.
6. Pertimbangan yang premature
Yaitu pertimbangan yang belum sampai pada waktu untuk hasil yang sesuai, belum habis secara keseluruhan hasil simakan, penyimak sudah mempertimbangkannya terlebih dahulu.
7. Kebingungan semantic
Yaitu kebingungan terhadap sesuatu yang menimbulkan proses menyimak tidak di tanggapi dengan baik, dan setelah kebingungan itu hilang barulah penyimak akan mencari tahu apa yang baru saja ia lewatkan, misal saat seseorang kehilangan handphone dan ia kebingungan maka saat temannya berbicara dengannya dia tidak akan menanggapinya dan sibuk mencari handphone nya, namun setelah handphone nya ditemukan barulah dia akan berbicara dengan temannya.
2.4 Cara Mengatasi Hambatan – Hambatan Dalam Proses Menyimak
1. Jauhkanlah sifat egosentris dalam kegiatan menyimak. Karena sifat ini jelas mengurangi perhatian kepada pembicara.
2. Jangan enggan untuk turut berpartisipasi dan terlibat dengan orang lain dalam kegiatan diskusi yang melibatkan kita sebagai pembicara ataupun sebagai penyimak
3. Jangan takut dan khawatir bahwa komunkasi lisan dapat mengubah pendapat dan pikiran kita
4. Jangan malu-malu dalam meminta penjelasan dari pembicara atau orang lain mengenai hal yang belum kita pahami
5. Jangan terlalu lekas merasa puas dengan penampilan-penampilan luar pembicara; yang perlu diperhatikan adalah pikiran, pendapat, gagasan dan konsepnya mengenai sesuatu
6. jangan membuat pertimbangan-pertimbangan yang gegabah dan ceroboh terhadap makna sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara
7. hindarilah sedapat mungkin kebingungan- kebingungan semantic, dengan cara bertanya kepada orang lain atau mencari makna sesuatu kata baru atau asing kedalam kamus. Pendeknya: kosa kata harus diperkaya.
Tahap Perkembangan Menyimak Komprehensif
Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam proses menyimak pun terdapat tahap-tahap, antara lain:
1. Tahap mendengar: dalam tahap ini, kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya. Jadi kita masih berada ditahap hearing.
2. Tahap memahami: setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara. Kemudian, sampailah kita pada tahap understanding.
3. Tahap menginterpretasi: penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu. Dengan demikian, sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting
4. Tahap mengevaluasi: setelah memahami serta dapat menafsir isi pembicaraan, penyimakpun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara; dengan demikian sudah sampai dalam tahap evaluating
5. Tahap menanggapi: tahap ini merupakan tahap terakhir dalam menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Lalu, penyimakpun sampailah pada tahap menanggapi (responding)
Referensi
Tarigan, Henri Guntur. 1986. Menyimak sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa
Rizal, fach.2013. Hakikat menyimak.Jakarta: hakikat-menyimak.html
Pangaribuan, Tangson.2015. Keterampilan Menyimak Bahasa Indonesia. Medan: Unimed
Komentar
Posting Komentar