Apresiasi anak dan Remaja
Laporan Bacaan Apresiasi Prosa
Dosen Pengampu :Dr.AbdurahmanM.Pd
Seksi : 202110160038
Nama : Resti Aulia Rahmi
Nim : 20016177
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
Apresiasi anak dan remaja
Hakikat Cerita Anak dan Remaja
Menurut Nurgiyantoro 2005: 217 cerita anak adalah karya sastra anak yang berupa prosa yang mengisahkan peristiwa atau pengalaman berdasarkan urutan waktu yang benar dialami oleh seseorang atau dapat juga berupa rekaan atau imajinasi yang mengisahkan seputar dunia anak-anak.
Pengertian Cerita Anak
Cerita anak adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, kejadian dan sebagainya yang ditujukan untuk anak yang ceritanya sederhana namun kompleks dan komunikatif serta mengandung nilai moral bagi anak dan pantas dikonsumsi oleh anak-anak.
Tarigan (1995:5) mendefinisikan bahwa cerita anak adalah buku yang menempatkan mata anak-anak sebagai pengamat utama, mata anak-anak sebagai fokusnya.
Ciri-Ciri Cerita Anak-Anak
Riris K. Toha-Sarumpaet (1976: 29-32) secara khusus menuliskan adanya 3 ciri yang dapat membedakan cerita anak-anak dengan cerita dewasa.Ciri-ciri tersebut berupa:
- Unsur Pantangan
Unsur pantangan merupakan unsur-unsur yang berhubungan dengan segi isi cerita yang bersifat negatif yang tidak pantas untuk diketahui anak karena unsur-unsur tersebut dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak kearah yang tidak baik. Hal atau unsur-unsur yang harus dihindari itu menyangkut persoalan-persoalan yang menyangkut masalah seks, cinta yang erotis, kekerasan atau kekejaman, kecurangan atau kelicikan, dan dendam yang menimbulkan kebencian. Apabila ada hal-hal buruk dalam kehidupan yang terpaksa harus diangkat dalam cerita anak-anak, misalnya tentang kemiskinan, kekejaman ibu tiri, dan perlakuan tidak adil pada tokoh protagonis, biasanya amanat lebih disederhanakan dengan cara memberikan kebahagiaan diakhir cerita.
- Penyajian
Cerita anak harus disajikan secara langsung, tidak berbelit-belit. Dialog dalam cerita anak-anak sangat diperlukan karena dapat membantu pemahaman anak terhadap cerita yang disajikan. Dialog yang diucapkan atau dilakukan para tokoh cerita harus wajar dan hidup. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan harus singkat dan lugas, tidak menggunakan gaya bahasa yang biasa digunakan oleh orang dewasa. Perwatakan para tokoh digambarkan secara hitam putih. Artinya, setiap tokoh yang dihadirkan hanya mengemban satu sifat utama, yaitu tokoh baik atau buruk.
- Fungsi terapan
Cerita anak-anak pada umumnya memiliki fungsi terapan. Artinya, cerita anak-anak disusun dengan mengemban misi pendidikan, pengetahuan, pertumbuhan anak, dan pengalaman tentang kehidupan.Fungsi terapan ditunjukan oleh unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita. Dapat pula diketahui informasi-informasi yang perlu diketahui, misalnya : Cerita Asal Mula Kota Banyuwangi.Memberi informasi tentang letak kota Banyuwangi; pengertian kata banyu dan wangi. Dalam cerita-cerita lain anak dapat memperoleh pengetahuan tentang sifat atau watak orang-orang dari suku-suku atau bangsa-bangsa lain, budaya dari berbagai daerah atau negara.Melalui cerita juga anak dapat memperoleh kematangan emosi,intelektual, dan pengalaman-pengalaman tentang kehidupan.
Jenis-Jenis Cerita Anak
Cerita dapat dikelompokan berdasarkan tujuan atau fungsi cerita, kelompok usia anak, atau sifat cerita itu sendiri. Untuk keperluan SD maka pengelompokan cerita anak-anak didasarkan atas perkembangan jiwa sesuai dengan usia anak.
Anak-anak SD dikelompokan pada usia antara 6-13 tahun. Apabila dikelompokan berdasarkan jenjang kelas maka mereka terkelompok menjadi kelompok anak kelas rendah dan kelompok anak kelas tinggi berusia 10-13 tahun.
Perkembangan jiwa anak-anak usia 6-9 tahun berada pada tahap imajinasi dan fantasi yang tinggi sehingga cerita-cerita yang disenangi oleh anak-anak usia ini adalah cerita-cerita yang mengandung daya khayali atau fantasi. Cerita-cerita seperti ini tergolong kedalam jenis dongeng. Anak juga menyenangi cerita-cerita yang tokoh-tokohnya diambil dari dunia binatang.
Pada usia 10-13 tahun anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan mengarah kecerita-cerita nyata atau realistis, meskipun pandangannya tentang dunia ini masih sangat sederhana. Anak usia 13 tahun ada yang sudah benar-benar meninggalkan dunia fantasi. Mereka mulai berusaha mengetahui dan mengamati faktor-faktor yang ada dalam kehidupan nyata. Cerita-cerita yang disenangi anak-anak kelompok ini berupa cerita-cerita tentang kepahlawanan, petualangan, detektif, dan cerita-cerita tentang drama kehidupan. Jenis cerita lain yang disenangi anak-anak usia SD, baik kelas rendah maupun kelas tinggi adalah cerita yang mengandung humor atau hiburan.
Contoh Apresiasi cerita anak-anak yaitu cerita Dewi Sri atau Dewi Padi
Tersebutlah di dalam sebuah kerajaan kahyangan yang pengasa tertinggihnya bernama Bataara Guru, karena di kahyangan tersebut akan membangun kerajaan baru maka Batara Guru memerintahkan semua dewa dan dewi untuk bergotong royong. Bahwa bagi yang tidak mau, akan dihukum dengan dipotong tangan dan kakinya.Antaboga adalah dewa ular. Secara fisik Antaboga tidak memiliki tangan dan kaki untuk bekerja. Jadi Antaboga cemas karena tidak mungkin bisa membantu bergotong-royong. Apalagi kalau membayangkan hukumannya, Antaboga tidak memiliki tangan dan kaki untuk dihukum potong, ia hanya memiliki leher yang bila itu dipotong berarti dia mati. Menghadapi kecemasannya, Antaboga kemudian meminta nasehat kepada Batara Narada, saudara Batara Guru. Tapi sayang dia pun tidak bisa memberikan solusi nasehat. Antaboga lalu menangis tersedu-sedu meratapi nasib buruknya. Tapi keajaiban terjadi, setiap air mata Anatboga yang jatuh ke tanah menjadi butiran mustika. Butiran tersebut sebetulnya adalah telur yang cangkangnya bisa berkilau sangat indah. Melihat kejadian itu, kemudian Batara Narada memberikan usul kepada Antaboga untuk mempersembahkan mustika-mustika indah itu ke Batara Guru sebagai permohonan agar Batara Guru mau memahami kondisi Antaboga. Antaboga pun langsung menuju istana menemui Batara Guru dengan membawa butiran-butiran mustika tersebut dengan cara dikulum di mulut. Dalam perjalannya, di tengah jalan Antaboga bertemu Seekor Burung Gagak yang menanyakan kemana hendak pergi. Karena dalam mulut dia sedang mengulum sesuatu, maka Antaboga hanya diam tidak bisa menjawab. Gagak tersinggung dan marah kemudian menyerang Antaboga. Telur-telur yang dikulumnya semua pecah dan hanya satu yang selamat. Dengan belingsutan, akhirnya Antaboga sampai juga di istana mempersembahkan telur ajaib tersebut dan berhasil membuat Batara Guru memahami kondisinya.
Akan tetapi Batara Guru telah mengetahui bahwa itu adalah sebutir telur, maka Batara Guru memerintahkan Antaboga untuk mengerami saja untuk ditetaskan. Setelah lama dierami, akhirnya menetas juga dan secara ajaib yang keluar dari telur tersebut adalah seorang bayi perempuan yang cantik jelita. Maka bayi tersebut diangkat menjadi anak angkat Batara Guru dan permaisurinya, dan dikasih nama Nyai Pohaci Sanghyang Sri. Karena tidak ada jalan lain, akhirnya para dewa sepakat untuk membunuh saja Nyai Pohaci dengan cara membubuhkan racun di makanannya. Nyai pohaci pun meninggal. Tapi para dewa justru merasa bersalah karena Beranjak dewasa, Nyai Pohaci menjadi gadis yang cantik jelita dan baik hati. Setiap dewa atupun manusia yang melihatnya akan langsung menyukainya. Bahkan Batara Guru sendiri-sang ayah angkatnya pun diam-diam berhasrat ingin menyuntingnya. Akhirnya Para dewa di kahyangan megetahui gelagat Batara Guru yang ingin menyunting Anaknya sendiri. Dalam aturannya, hal itu tidak boleh karena akan menggangu keselarasan hidup di kahyangan.
telah membunuh gadis tak berdosa. Akhirnya para dewa membawa jenazah Nyai Pohaci turun ke bumi untuk dikuburkan di tempat yang tersembunyi dan aman.
Lenyapnya Dewi Sri dari kahyangan membuat Batara Guru, Anta, dan segenap dewata pun berduka. Akan tetapi sesuatu yang ajaib terjadi, karena kesucian dan kebaikan budi sang dewi, maka dari dalam kuburannya muncul beraneka tumbuhan yang sangat berguna bagi umat manusia.
Dari mata kanan muncul beras putih
Dari mata kirinya muncul beras merah
Dari kepalanya muncul pohon kelapa.
Dari hidung, bibir, dan telinganya muncul berbagai tanaman rempah-rempah wangi dan sayur-mayur.
Dari rambutnya tumbuh rerumputan dan berbagai bunga yang cantik dan harum
Dari payudaranya tumbuh buah buahan yang ranum dan manis.
Dari lengan dan tangannya tumbuh pohon jati, cendana, dan berbagai pohon kayu yang bermanfaat; dari alat kelaminnya muncul pohon aren atau enau bersadap nira manis.
Dari pahanya tumbuh berbagai jenis tanaman bambu.
Dari kakinya mucul berbagai tanaman umbi-umbian dan ketela; akhirnya dari pusaranya muncullah tanaman padi, bahan pangan yang paling berguna bagi manusi
Kiat menulis cernak
1. Membuat paragraf pembuka yang menarik
Paragraf pembuka dalam setiap tulisan memiliki peran penting untuk menarik pembaca agar membaca tulisanmu hingga akhir. Untuk cerita anak, kamu bisa memulainya dengan mengenalkan tokoh yang ada di cerita anak tersebut.
2. Membuat konflik
Konflik di cerita anak tidaklah serumit dalam cerpen. Konflik dalam dunia kanak-kanak itu sederhana. Misalnya seorang anak yang ingin membeli mainan yang sudah lama ia inginkan tapi tidak diizinkan oleh orang tuanya karena si anak sudah mempunyai banyak mainan.
3. Membuat Solusi
Seperti yang sudah saya tulis di point kedua, ketika tokoh utama mengalami konflik. Maka tokoh utama juga harus membuat atau memiliki solusi atau memecahkan konflik tersebut. Yang mana konflik yang ada bisa diselesaikan oleh orang tua, kakak atau tokoh utama dalam cerita anak tersebut.
4. Membuat akhir cerita yang menarik
Untuk cerita anak, akhir ceritanya harus bahagia ya teman-teman. Hal ini bertujuan agar pembaca cerita anak yang usianya 6 sampai 12 tahun merasa senang, lega dan puas.
5. Sisipkan pesan moral
Ketika membuat cerita anak, jangan lupa sisipkan pesan moral yang bisa dijadikan pelajaran. Pesan moral yang disampaikan tidak terkesan menggurui. Caranya kamu bisa menghadirkan tokoh dewasa yang menyampaikan pesan bijak dan biarkan anak yang menyimpulkan sendiri pesan dari ceritamu.
6. Menggunakan bahasa yang sederhana dan mdah dipahami
Yang namanya cerita anak tentu pembacanya adalah anak-anak (usia 6-12 tahun) Jadi saat menulis cerita anak buatlah dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami, menarik, memancing daya imajinasi, kreatif, dan membuat anak berpikir kritis terhadap isi cerita. Jangan memakai kata-kata kiasan atau ambigu yang justru membuat anak bingung.
7. Perbanyak Membaca
Untuk membuat cerita anak, kamu perlu menyelami dunia mereka. Bagaimana mereka berbicara dan berpikir. Masuklah ke dalam dunia anak-anak, salah satunya dengan cara membaca agar kamu lebih peka serta bisa memilih kata yang dipahami pembaca cilikmu.
.
DAFTAR PUSTAKA
Rosdiana, Yusi. 2009. Bahasa dan sastra indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Adiien, mukhlis. “Menulis Cerita Anak.” Mukhlisaddien.blogspot.nl/2012/07/menulis-cerita-anak.html
Waluyo, Rsd. “Cerita Mitos Dari Pulau Jawa Tentang Dewi Sri Atau Dewi Padi.” http://www.bumirejo.com/2014/07/cerita-mitos-dari-pulau-jawa-tentang.html.
Komentar
Posting Komentar