Apresiasi Cerita Pendek
Laporan Bacaan Apresiasi ProsaDosen : Dr.AbdurahmanM.PdSeksi : 202110160038
Nama : RESTI AULIA RAHMINIM : 20016177
FAKULTAS BAHASA DAN SENIUNIVERSITAS NEGERI PADANG2021
Apresiasi Cerita Pendek
Pengertian Cerpen
Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Cerpen merupakan salah satu ragam dari jenis prosa. Cerpen, sesuai dengan namanya adalah cerita yang relatif pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Proses sekali duduk dapat diartikan sebagai memahami isi pula. Artinya, pada saat itu isi cerpen dapat kita pahami.
Cerpen terdiri dari berbagai kisah, sepero kisah percintaan (roman), kasih sayang, jenaka, dll. Cerpen biasanya mengandung pesan/amanat yang sangat mudah dipahami, sehingga sangat cocok dibaca oleh kalangan apapun.
Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli
Ada beberapa pengertian cerpen menurut para ahli yang diantaranya yaitu:
- Menurut Nugroho Notosusanto Dalam Tarigan
Cerpen merupakan kisah cerita pendek mulai dari 5000 kata-kata atau memperkirakan 17 pp kuarto spasi ganda dan berpusat pada dirinya sendiri.
- Menurut KBBI
Cerita pendek berasal dari dua kata yang berarti pidato yang ialah kisah tentang bagaimana dan cerita pendek berarti pendek “tidak lebih dari 10.000 kata” yang memberikan kesan dominan dan berkonsentrasi hanya pada satu tokoh saja dalam cerita, menurut dia tidak ada cerita pendek hingga 100 halaman..
- Menurut A. Bakar Hamid
Menurutnya bahwa cerpen atau disebut juga dengan cerita pendek seharusnya dilihat dari jumlah, kuantitas kata yang digunakan antara 500 hingga 20.000 kata adanya plot, adanya satu karakter dan adanya kesan.
Ciri – Ciri Cerpen
Menurut Surana (2001:45), ciri-ciri cerpen ialah sebagai berikut:
Pada umumnya cerita itu pendek
Yang ditampilkan dalam cerpen hanya hal-hal yang penting benar dan berarti
Isinya singkat lagi padat
Menggambarkan tokoh cerita menghadapi suatu pertikaian (konflik) dan untuk menyelesaikannya
Sanggup meninggalkan suatu kesan dalam hati pembaca
Ciri-ciri cerpen menurut Lubis (dalam Tarigan, 1985:177), diantaranya adalah sebagai berikut:
Cerita pendek harus berisi interpretasip pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung
Dalam sebuah cerpen, seorang insiden harus menguasai jalan cerita
Cerpen harus memiliki seorang yang harus menjadi pelaku atau tokoh utama
Cerpen harus mempunyai satu efek atauu kesan yang menarik
7 Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur-Intrinsik-Cerpen
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsure-unsur yang secara faktual dapat dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik dalam karya sastra, khususnya cerpen, meliputi tokoh/ penokohan, alur (plot), gaya bahasa, sudut pandang, latar (setting), tema, dan amanat. Berikut penjelasan mengenai unsur intrinsik.
1. Tokoh dan Karakter Tokoh
Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan watak, perwatakan, atau karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas pribadi seorang tokoh. Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca. Secara umum kita mengenal tokoh protagonis dan antagonis.
Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca. Adapun tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh antagonis merupakan penentang tokoh protagonis.
2. Latar (Setting)
Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu sebagai berikut.
a. Latar Tempat
Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu.
b. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan “kapan” terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan.
c. Latar Sosial
Latar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan dosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta hal-hal lainnya.
3. Alur (Plot)
Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, alur biasa disebut juga susunan cerita atau jalan cerita.
Ada dua cara yang dapat digunakan dalam menyusun bagianbagian cerita, yakni sebagai berikut. Pengarang menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai penyelesaian. Susunan yang demikian disebut alur maju. Urutan peristiwa tersebut meliputi:
mulai melukiskan keadaan (situation);
peristiwa-peristiwa mulai bergerak (generating circumtanses);
keadaan mulai memuncak (rising action);
mencapai titik puncak (klimaks)
pemecahan masalah/ penyelesaian (denouement)
Pengarang menyusun peristiwa secara tidak berurutan. Pengarang dapat memulainya dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah, kemudian menengok kembali pada peristiwaperistiwa yang mendahuluinya. Susunan yang demikian disebut alur sorot balik (flashback).
Selain itu, ada juga istilah alur erat dan alur longgar. Alur erat adalah jalinan peristiwa yang sangat padu sehingga apabila salah satu peristiwa ditiadakan maka dapat mengganggu keutuhan cerita. Adapun alur longgar adalah jalinan peristiwa yang tidak begitu padu sehingga apabila salah satu peristiwa ditiadakan tidak akan mengganggu jalan cerita.
4. Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita. Untuk mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah tersebut? Ada beberapa macam sudut pandang, di antaranya sudut pandang orang pertama (gaya bercerita dengan sudut pandang “aku”), sudut pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut pandang campuran.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan lisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi, penggunaan majas,dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni pengungkapan seorang pengarang terhadap karyanya.
6. Tema
Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita. Tema dapat berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini. Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut secara keseluruhan.
7. Amanat
Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang bersifat positif maupun negatif. Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang berupa pemecahan atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada dalam cerita. Adapun unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya.
Yang termasuk unsur ekstrinsik karya sastra antara lain sebagai berikut.
- Keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup.
- Psikologi pengarang (yang mencakup proses kreatifnya), psikologi pembaca, dan penerapan prinsip-prinsip psikologi dalam sastra.
- Keadaan di lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial.
- Pandangan hidup suatu bangsa dan berbagai karya seni yang lainnya.
Nilai nilai yang terdapat dalam Cerpen
Nilai moral :
Dalam cerpen tersebut terdapat kandungan nilai moral yaitu seseorang haruslah bersikap huznudzon terhadap sesama manusia, karena husnudzon mencerminkan akhlak serta budi pekerti yang baik.
Nilai Sosial-budaya :
cerita pada cerpen tadi mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahwa kebanyakan orang yaitu wanita pergi merantau ke negeri orang demi membantu perekonomian keluarga seperti menjadi TKW, sedangkan suaminya menunggu dirumah, untuk dikirimi uang dari istrinya tanpa berpikir , susahnya mencari uang dinegeri orang, sedangkan dia sendiri tidak bekerja. Namun, hal ini bertolakbelakang dengan budaya serta tradisi, bahwa yang wajib mencari nafkah untuk keluarganya adalah suami. Karena suami adalah pemimpin dalam rumah tangga, jadi ia harus bertanggungjawab terhadap keluarganya. Tetapi, hal ini rupanya sudah banyak terjadi di masyarakat, sehingga tidak jarang pula orang-orang yang menjumpai hal tersebut.
Nilai Agama
Nilai agama yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan/ajaran yang bersumber dari agama tertentu.
Jenis Jenis Cerpen
Pembagian cerpen menurut jumlah kata
Berdasarkan jumlah katanya, cerpen dipatok sebagai karya sastra berbentuk prosa fiksi dengan jumlah kata berkisar antara 750-10.000 kata. Berdasarkan jumlah katanya, cerpen dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yakni.
Cerpen mini (flash), cerpen dengan jumlah kata antara 750-1.000 buah.
Cerpen yang ideal, cerpen dengan jumlah kata antara 3.000-4000 buah.
Cerpen panjang, cerpen yang jumlah katanya mencapai angka 10.000 buah. Cerpen. Jenis ini banyak ditulis oleh cerpenis Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Eropa pada kurun waktu 1940-1960 (Pranoto, 2007:13-14).
Cerpen Menurut Teknik Mengarangnya
Cerpen sempurna (well made short-story).
Cerpen yang terfokus pada satu tema dengan plot yang sangat jelas, dan ending yang mudah dipahami. Cerpen jenis ini pada umumnya bersifat konvensional dan berdasar pada realitas (fakta). Cerpen jenis ini biasanya enak dibaca dan mudah dipahami isinya. Pembaca awam bisa membacanya dalam tempo kurang dari satu jam.
Cerpen tak utuh (slice of life short-story).
Cerpen yang tidak terfokus pada satu tema (temanya terpencar-pencar), plot (alurnya) tidak terstruktur, dan kadang-kadang dibuat mengambang oleh cerpenisnya. Cerpen jenis ini pada umumnya bersifat kontemporer, dan ditulis berdasarkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang orisinal, sehingga lajim disebut sebagai cerpen ide (cerpen gagasan). Cerpen jenis ini sulit sekali dipahami oleh para pembaca awam sastra, harus dibaca berulang kali baru dapat dipahami sebagaimana mestinya. Para pembaca awam sastra menyebutnya cerpen kental atau cerpen berat.
DAFTAR PUSTAKA
Djuri, O. Setawan. 2005. Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung: Yrama Widya.
Adul, J. S. 1985. Bahasa Indonesia Baku. Jakarta: PT Gramedia.
Nafiah, A. Hadi. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang. Surabaya: Usaha Nasional.
Tarigan, Djago. 1981. Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Angasa.
http://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/29/unsur-unsur-intrinsik-dalam-prosa/
http://www.moondancefilmfestival.com/
http://duniabaca.com/pengertian-menulis-menurut-para-ahli.html
Komentar
Posting Komentar